Minggu, 24 Maret 2013

Tenda Biru


TENDA BIRU


            Benita adalah seorang gadis cantik yang tipenya setia tapi mudah sekali marah. Dia mempunyai pacar bernama Cakra yang dia adalah seorang pengusaha yang mempunyai sebuah perusahaan besar di luar kota.
            Suatu hari, Benita sedang duduk santai sambil menonton televisi dan tiba-tiba hapenya berbunyi karena pacarnya meneleponnya, dia pun dengan penuh semangat mengangkat telepon dari pacar tercintanya itu,
            “Hallo, sayang?” kata Benita dengan nada ceria.
            “Hallo juga, sayang, aku pulang loh…”, kata Cakra.
            “Yang bener sayang?” Tanya Benita yang kurang percaya.
            “Iya benerlah, ke rumahku ya nanti, soalnya…”
            “Kangen ya, oke deh, aku ke rumah kamu” kata Benita memotong perkataan Cakra.
            “Tapi sayang, aku belum….”
            “Belum apa?, belum mandi, kan?, ya udah mandi dulu sana!, aku siap-siap dulu, dah…” kata Benita yang kemudian menutup telepon.
            Benita kemudian masuk ke kamarnya, lalu ia berdandan yang cantik dengan penuh semangat dan rasa senang, sementara ia berdandan hapenya terus berbunyi berkali-kali karena pacarnya terus mencoba menelepon, setelah ia selesai berdandan ia pun mengangkat telepon dari pacarnya itu,
            “Sayang, aku belum selesai…”
            “Belum selesai mandi, udah selesaiin dulu!, aku lagi mau OTW ke rumah kamu, dah…” kata Benita memotong pembicaraan dan kemudian menutup teleponnya.
            Benita pun menuju rumah Cakra dengan mengendarai motor matiknya. Begitu sampai di rumah Cakra ia bingung melihat orang-orang yang berdandan serba rapi seperti mau kondangan mendatangi rumah Cakra, ia kaget melihat tenda berwarna biru yang berdiri kokoh di depan rumah Cakra, ia teringat akan lagu ‘Tenda Biru’ yang dipopulerkan oleh Dessy Ratnasari yang lagu mengisahkan tentang seorang perempuan yang ditinggal oleh kekasihnya menikah dengan perempuan lain tanpa memberitahu perempuan tersebut, oleh karena itu Benita mengira kalau Cakra akan menikah dengan perempuan lain. Dalam sekejap, Benita yang tadinya ceria berubah menjadi sangat marah dan berjalan menuju arah Cakra yang sedang ‘among tamu’ dan langsung menampar Cakra di hadapan orang-orang yang sedang kondangan,
            “Pengkhianat…., kamu udah gak setia sama aku?, tega banget kamu ninggalin aku dan nikah sama cewek lain” kata Benita sambil marah-marah.
            “Aku itu nggak….”
            “Nggak apa?, nggak setia lagi sama aku?, iya kan?” kata Benita memotong kata Cakra yang berusaha menenangkan Benita.
            “Sayang, …”
            “Gak usah panggil sayang lagi!, dasar…” kata Benita memotong.
            “Siapa yang mau nikah, ini bukan pesta kawinan, ini pesta sunatan adikku” kata Cakra yang memotong perkataan Benita dengan nada yang lebih tinggi sehingga membuat Benita menjadi tercengang.
            Cakra lalu menarik Benita masuk, melewati meja prasmanan, dan masuk ke sebuah kamar yang terdapat adiknya Cakra yang terlihat baru saja disunat sedang ditunggui oleh neneknya,
            “Hihihi, adik kamu sunatan to?” kata Benita dengan wajah yang berubah menjadi malu.
            “Iya, emang kenapa?”, kata Cakra dengan nada kesal.
            “Kenapa gak bilang, sih?”, Tanya Benita.
            “Aku tadi udah nelpon kamu berkali-kali buat ngasih tau kalo adikku sunatan, tapi kamu malah motang-motong mulu”, jawab Cakra dengan nada lebih kesal.
            Cakra lalu menarik Benita ke depan rumahnya,
            “Kamu udah bikin aku malu di depan tamu undangan, mulai sekarang kita putus, LOE GUE END!!!”, kata Cakra.
            “Jangan!, jangan!, kok putus sih?” kata Benita sambil berlutut kepada Cakra.
            “Habis kamu dah bikin malu, sekarang pergi dari sini”, kata Cakra sambil mengacung jarinya ke arah jalan depan rumah.
            Benita mulai menangis tersedu-sedu dan berlari menuju motornya dan akhirnya Benita pulang dengan rasa sesalnya.   

By : Trian Anugrah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar